Akhir pekan ini kami mendapat kabar bahwa di salah satu rumah sekolah di kampung kita telah terjadi kemalingan. Padahal kami sangat berharap sekali dengan digelarnya rundo di kampung kita, maka “tingkat kemalingan” akan menurut bahkan kalau dapat akanmenghilang dari kampung kita. Namun tidak agaknya..
Pada beberapa jorong di kampung kita, kegiatan rundo telah dihentikan. Kami tak pernah faham apa sebabnya, apakah karena selama marundo tidak didapati adanya maling, kampung aman tampaknya, atau lain-lain sebab. Entahlah tuan, namun kalau kami tak salah dapat keterangan bahwa pada malam hari Rabu dua tempat di kampungn kita dimasuki oleh maling. Kalau kami tak salah dapat kabar lagi, bahwa yang dimasuki ialah SMU Kamang dan Kantor KUA Kamang Magek.
Di rumah sekolah diambil oleh orang komputer lipat (laptop) dan sejumlah uang. Uang yang diambil, kabarnya ialah uang beasiswa untuk para murid. Sedangkan di Kantor KUA, yang diambil oleh maling ialah Surat Nikah, sedangkan apakah ada uang? Kami belum dapat kabar perihal tersebut. Sangat janggal sekali, Surat Nikah? Untuk apakah?
Salah seorang kawan tatkala kami kisahkan perihal cerita kemalingan ini berujar “Faham sajalah engku, pada masa kearang ini banyak Tukang Zinah. Jadi wajar mereka sangat memerlukan surat tersebut. Negeri kita sudah bertambah bebas, Minang telah hilang, Kabau saja lagi yang tinggal..”
Kami sangat sedih sekali mendengar kisah ini. Sudah sangat tidak amannyakah kampung kita tuan? Kenapa tuan? Baca lebih lanjut