Pada masa dahulu, sepekan setelah hari raya besar/ Hari Rayo Gadang (Aidul Fitri), selepas menunaikan puasa di bulan Syawal, dirayakanlah hari raya yang bernama Hari Rayo Anam di negeri-negeri di Minangkabau. Pada masa Hari Rayo Anam segala karib-kerabat dan handai-taulan yang tak terjelang semasa Hari Rayo Gadang diziarahi, dijelang. Maka kembali ramailah orang perempuan menenteng bungkusan yang akan dibawa menjelang ke rumah karib kerabat tersebut.
Corak perayaan Hari Rayo Anam berbeda-beda pada setiap negeri di Minangkabau ini, seperti yang diselenggarakan di Luhak Tanah Data dan Negeri Kampar dimana diadakan ziarah kubur.